#B2W pagi ini dwarnai oleh adu mulut dengan seorang pengendara mobil yang sepertinya tidak sabaran. Ini cerita versi saya.
Seperti biasa, bersepeda ke kantor harus ditempuh melewati jalan 2 jalur searah yang cukup ramai. Saya mengayuh sepeda perlahan di pinggir kiri jalur kiri, sebab memang kontur medan menanjak halus. Jalur kanan sedikit tersendat oleh mobil yang mengantri, namun jalur kiri tidak terlalu banyak mobil sebab didominasi motor dan sepeda. Tetiba sebuah mobil mencoba melaju di jalur kiri dan sampailah di belakang sepeda saya. Pengemudi membunyikan klakson, cukup panjang, sepertinya menyuruh saya memberi jalan, padahal posisi saya sudah sangat di tepi. Saya tidak melakukan apa-apa. Kemudian di persimpangan saya bergerak ke tengah jalan sebab akan bergerak lurus, sementara mobil tersebut masih dibelakang saya. Pengemudi kemudian kembali membunyikan klakson lebih panjang, dan kali ini membuka kaca jendela dan berteriak-teriak ke saya.
Setelah menyebrangi persimpangan tersebut, saya berhenti di pinggir jalan dan melihat mobil tersebut mengejar saya, lalu berhenti tiba-tiba di belakang sepeda seakan ingin menabrak. Tanpa membuang waktu, pengemudi tersebut, seorang bapak berumur 50an, keluar dan marah-marah serta menyuruh saya sopan di jalan. Saya hanya menatap bapak tersebut dan menanyakan kenapa dia membunyikan klakson berkali-kali. Dia bilang ingin memperingatkan, dan bertanya apakah itu salah? Saya membatin, memperingatkan apa? Saya tidak mengendarai sepeda saya dengan serampangan, saya ada di sisi kiri, saya bahkan punya spion yang bisa tahu posisi mobil di belakang saya. Jadi, bapak itu memperingatkan saya dari apa? Sang bapak masih marah-marah, dan menarik perhatian seorang petugas polisi yang kemudian menghampiri. Lucunya, bukannya mendamaikan, sang polisi malah menganjurkan kami untuk mencari lapangan sepi dan berkelahi, sebab dia merasa kami mengganggu pekerjaannya. Saya hanya bisa terbengong mendengar saran polisi tersebut. Singkat cerita, saya mencoba melanjutkan perjalanan saya, namun mobil si bapak itu masih mengikuti hingga gerbang masuk ke kantor.
Pelajaran yang bisa saya ambil dari peristiwa tersebut adalah banyak pengguna kendaraan bermotor yang merasa memiliki hak lebih menggunakan jalan dari kendaraan tidak bermotor, sehingga bertingkah laku egois di jalan. Memiliki SIM tidak menjamin pemegangnya tahu tata krama di jalan, apalagi jika SIM tersebut dibuat melalui "jalan belakang". Ini menjadi renungan saya, dan saya harap juga kita semua.
#b2w #sharetheroad #sopandijalan